NPM
: 14209648
KELAS
: 4EA12
ETIKA BISINIS
1.
Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi)
berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos” , yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores” , yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral
lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan
sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika dirumuskan
dalam tiga arti, yaitu :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.
Contoh dari etika : Didaerah jawa
terutama jawa tengah, kita harus membungkukkan badan ketika sedang lewat atau
berjalan kaki didepan orang lain, terutama yang lebih tua. Etika ini berlaku
dengan maksud sebagai simbol penghormatan.
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1. Pengendalian
diri : artinya,
pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari
siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri
tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan
menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan
menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi
pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan
tanggung jawab sosial (social
responsibility) :
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk uang dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk uang dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi. Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya
tranformasi informasi dan teknologi.
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi. Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya
tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan
persaingan yang sehat Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak
mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat
antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan
sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan
persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan” : Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan
hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
Komisi) : Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
Komisi) : Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu
menyatakan yang benar itu benar : artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar
untuk menerima kredit sebagai contoh karena persyaratan tidak bisa
dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan
“kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan
memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang
terkait.
2.
Pengertian
Bisnis
Dalam ilmu
ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk”
dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
1. Mahmud Mach Foedz
: Bisnis adalah perdagangan
yg dilakukan oleh sekelompok orang yg terorganisasi untuk mendapatkan laba
dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
2. Brown dan Petrello : Bisnis adalah suatu
lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan masyarakat.apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun akan meningkat pula
perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
3. Steinford : Bisnis adalah aktifitas yg menyediakan barang atau jasa yg diperlukan oleh
konsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak memiliki badan
hukum maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak memiliki surat
izin tempat usaha.
4. Hughes dan Kapoor : Bisnis ialah suatu
kegiatan usaha individu yg terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang
jasa guna mendapatkan keuntungan.
5. Mussleman dan Jackson
Bisnis adalah suatu
aktifitas yg memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan
di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
6. Allan Affuah : Bisnis merupakan sekumpulan aktiftas yg dilakukan untuk menciptakan dengan
cara mengembangkan dan mentransformasi berbagai sunber daya menjadi barang/jasa
yg diinginkan konsumen.
- Bisnis jasa konsultan, contoh bisnis jasa ini bisa dibilang sudah menjamur di Indonesia dan banyak yang sukses. Jasa konsultan sendiri di negara ini sangatlah banyak, ada jasa konsultan kecantikan, jasa konsultan pajak, jasa konsultan keuangan dan masih banyak yang lainnya.
- Bisnis Jasa pembuatan website, contoh bisnis jasa ini sekarang sangatlah dibutuhkan. Karena setiap perusahaan memerlukan website sebagai salah satu alat komunikasi online. Website yang dibuat disini tidak sekedar sebuah website yang digunaka untuk blogging saja. Tetapi biasanya suatu perusahaan atau instansi ingin dibangunkan sebuah sistem di dalam website tersebut. Dan tidak semua orang mampu membuat sistem di dalam website. Nah, bagi yang pandai membuat website serta sistem didalamnya, bisa mendirikan bisnis jasa pembuatan website.
- Jasa photo editing, untuk contoh bisnis jasa ini
lebih ditujukan kepada para pakar photo editing. Karena bila tidak pakar
atau jago dalam mengedit photo, pasti tidak dapat menjalankan bisnis ini.
Tetapi bagi yang memiliki banyak uang bisa mendirikan bisnis jasa photo
editing dan memperkerjakan orang-orang yang pandai mengedit photo.
Menjalankan bisnis jasa photo editing bisa dengan mendirikan tempat atau
membuka jasa photo editing secara online. Untuk photo editing secara
online dapat mempunyai target market yang sangat luas.
3. Pengertian Etika BisnisEtika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar